Kamis, 16 Januari 2014

PROSES / PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI MINYAK CPO

Dalam pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hingga menjadi minyak CPO, ada proses yang harus dilalui dan proses tersebut pada intinya untuk semua pabrik sama. Namun seiring dengan perkembangan teknologi maka ada beberapa modifikasi pada masing-masing stasiun pengolahan, untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Dasar pengolahan TBS kelapa sawit secara umum adalah sebagai berikut;

1.      STASIUN PENERIMAAN TBS
1 (satu) unit timbangan, jembatan timbangan (weighbridge) buatan USA dengan kapasitas 30.000 kg menggunakan empat load cell, perlu disediakan dan dipasang di kantor. Loading Ramp (tempat penimbun) dengan 7 pintu dan digerakkan secara hydraulic buatan USA dengan kapasitas + 12,5 ton TBS per pintu dipasang di ujung bangunan.

 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Weighbridge/ Jembatan Timbang


 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Loading Ramp Area


2.      STASIUN REBUSAN (STERILIZER)
2 (dua) unit sterilizer dengan ukuran diameter 2700 mm, dengan panjang + 22.000 mm yang memuat 7 (tujuh) lorry sekali merebus termasuk yang akan kami laksanakan. Lorry (fruit cages) mempunyai kapasitas 5 ton TBS dan jumlah lorry yang kami usulkan 35 (tiga puluh lima) unit dengan memakai “bronze bushing” dan Roller Bearing. Sterilizer akan dioperasikan secara automatic. Dengan system automatic bisa melaksanakan perebusan “triple peak” yang kebanyakan dilaksanakan di pabrik-pabrik minyak kelapa sawit di Sumatera Utara.
 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Fruit Cages

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Horizontal Sterilizer


3.      STASIUN PENEBAH (THRESHING STATION)
1 (satu) unit Hoisting Crane buatan Germany/USA yang dioperasikan di atas lantai Marshalling Yard dengan ketinggian + 7 m. Fruit Cages hanya diangkat ± 50 cm diatas lantai jadi jauh lebih safety dari pada hoisting crane yang tingginya 14,5 m.
1 (satu) unit Bunch Conveyor dan 1 (satu) unit mesin penebah (Thresher) diperlukan 
dalam stasiun ini.

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Tippler

  
Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Inclined Fruit Bar Conveyor


Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Rotary Thresser Drum

4.      STASIUN KEMPA (PRESSING STATION)
2 (dua) unit Kempa (Screw Press) dengan kapasitas 15 ton TBS/jam, buatan Malaysia atau bisa juga buatan local Medan yang akan digunakan. Berikut dengan 2 (dua) unit mesin pelumat (Digester) dengan kapasitas 3500 L.
 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Digester & Screw Press

5.      STASIUN PEMURNI (CLARIFICATION STATION)
3 (tiga) unit mesin Sludge Centrifuge buatan Malaysia dan 2 (dua) unit mesin Purifier dan 1 (satu) unit mesin pengering Vacuum Dryer buatan Malaysia merupakan mesin-mesin yang di pasang, termasuk perlengkapannya, seperti pompa vakum, pompa transfer dan lain-lain. Pemurnian secara terus-menerus (continue) termasuk dalam system ini, dan di gunakan Integrated  5 in 1 Tank.
Dalam system ini 5 (lima) unit tangki dijadikan satu atau istilahnya “Five in One”, yaitu :
1.      Continuous Settling Tank (C.S.T)
2.      Sludge Oil Tank (S.O.T)
3.      Hot Water Tank (H.W.T)
4.      Pure Oil Tank (P.O.T)
5.      Sludge Drain Tank (S.D.T)



Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit -  Clarification Station & Oil Storage Tank


6.      STASIUN KERNEL (KERNEL RECOVERY PLANT)
Cracked mixture akan diproses dengan memakai proses kering yaitu “Dry Separation Coloumn”. Pada kolom pertama, yang dikerjakan yaitu kernel utuh dikirim langsung ke kernel silo dan pada kolom yang kedua yaitu kernel dan sebagian cangkang (shell) akan dikirim ke hydrocyclone untuk pemisahan selanjutnya. Jadi di sini terjadi 3 kali pemisahan antara kernel dengan cangkang yaitu di kolom LTDS pertama, kolom LTDS kedua kemudian  di Hydrocyclone atau claybath.

 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Kernel Station

7.      WATER SUPPLY
Yang termasuk dalam water supply adalah :
1.      Raw Water Treatment Plant
2.      Boiler Feed Water Treatment Plant  
Secara umum apabila karakteristik dari air sungaibelum diketahui, ,maka pada Boiler Feed Water Treatment Plant,   memakai “Demin Plant” saja dan bukan “Water Softener”.
Namun seandainya air sungai yang di gunakan kadar silicanya (SiO2) kurang dari < 8 ppm, maka di sarankan memakai “Water Softener”.
 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Thermal deaerator Platform

Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Anion Cation
8.      STEAM BOILER
1 (Satu) unit ketel (Steam Boiler) diperlukan untuk proses pabrik kelapa sawit. Ketel dengan kapasitas 20.000 kg/jam, merupakan ketel pipa air (Water Tube Boiler) dan uapnya merupakan “Superheated Steam” dan mempunyai temperatur 260°C dan tekanan 21 kg/cm².
Pada waktu mulai mengadakan “Pengeringan (Drying Out)” ketel waktu pertama kali bahan bakar (kayu) dan chemical supaya disediakan sendiri oleh Owner. Kami akan menggunakan Boiler lisensi dari Inggris.
Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Boiler
9.      PEMBANGKIT TENAGA LISTRI (POWER PLANT STATION)
1 (Satu) unit Turbin kapasitas 900 KW dan 2 (dua) unit  diesel generator set 350 KW (400 KVA) dan 200 KW merupakan design yang di berikan untuk start up/shut down boiler gensetnya buatan Inggris. Turbin memakai buatan USA. Namun selama pembangunan proyek Genset yang 200 KW akan kami pakai dahulu untuk bekerja dan setelah proyek selesai akan dipakai untuk maintenance pabrik.
Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Steam Turbin Generator
 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit - Back Pressure Vessel

 Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit -Generator Set
 
10.  PENGENDALIAN AIR LIMBAH (EFFLUENT TREATMENT PLANT)
Yang perlu diperhatikan adalah  memasang dan menyediakan cooling tower, pompa recirculation, surface aerator dan pipa-pipa dari PVC (Leaflet terlampir).
Pembuatan kolam-kolam di Effluent Treatment seperti Anaerobic Pond dan lain-lain, serta pembuatan parit-parit menjadi tanggung jawab Pemilik. Akan ada limbah 8 (delapan) kolamyaitu masing-masing untuk :


Kolam Pendingin  ( Cooling Pond )
2 ( dua ) unit Kolam Pendingin yang akan berfungsi juga untuk dapat melakukan pengutipan minyak apabila terjadi kandungan minyak pada limbah tampak terlihat .
Kolam pendingin dibuat dengan ukuran 22.000 mm X 22.000 mm ( pada bibir kolam atas ) dengan kedalaman 4.000 mm (finish level), dinding kolam dibuat miring 1:1 ( 45 derajat ) dan dilapisi pasangan batu ( rip–rap ) dengan ukuran batu minimal 200 mm, demikian pula untuk lantainya dibuat dengan landasan pasangan batu.
Pekerjaan penggalian tanah untuk kolam pendingin ini akan ditunjukkan lay out di site pada posisi yang kontour tanah yang tinggi supaya dapat memungkinkan proses selanjutnya dari kolam pendingin ke kolam berikutnya dengan cara aliran gravitasi.
Pengeluaran limbah cair yang sudah turun temperaturnya dengan pipa HDPE diameter 300 mm dialirkan ke kolam pembiakan bakteri/mixing pond, valve yang digunakan adalah stainless steel ball valve.

Kolam Pembiakan Bakteri ( Mixing Pond )
3 ( tiga ) unit Kolam  Pembiakan Bakteri ( mixing pond ) dibuat dengan ukuran 22.000 mm X 22.000 mm  ( pada bibir kolam atas ) dengan kedalaman 4.000 mm ( finish level ), dinding kolam dibuat miring 1: 1 ( 45 derajat ) dan dilapisi pasangan batu ( rip–rap ) dengan ukuran batu minimal 200 mm, demikian pula untuk lantainya dibuat dengan landasan pasangan batu. Pada kolam ini pH akan terkoreksi dari 4,2 akan menjadi 5,5 s/d 6.
Hal ini dilakukan pada waktu pertama kali effluent treatment dijalankan selanjutnya menaikkan pH dapat dilakukan dengan daur ulang ( sirkulasi ) cairan yang sudah matang dimana pH-nya sudah diatas kurang lebih  6.
Elevasi tanah atas ( top level ) area kolam ini harus berbeda dengan elevasi tanah atas kolam pendingin sekurangnya 3.000 mm ( perbedaan kontour ) sehingga dapat memungkinkan aliran gravitasi . Untuk tahap pertama pabrik kapasitas 30 ton TBS per jam hanya dibuat kolam 2 unit saja, tetapi area level tanah disini dibuat untuk memungkinkan menjadi 4 kolam pada saat pengembangan kapasitas pabrik menjadi 60 ton TBS per jam.
Kolam Anaerobic ( Anaerobic Pond )
2 ( dua ) unit Kolam Anaerobic primer dengan bentuk bulat lingkaran, ukuran bibir atas kolam adalah 44.000 mm diameter dengan kedalaman kolam tidak kurang dari 5.000 mm.
Dinding kolam dilapisi dengan pasangan batu ukuran minmal 200 mm, kemiringan dinding adalah 1: 1 ( 45 derajat ), lantai dasar kolam dilapisi dengan pasangan batu.
Elevasi tanah atas ( top level ) area kolam ini harus berbeda dengan elevasi tanah atas kolam mixing sekurangnya adalah 3.500 mm, karena untuk dapat memungkinkan aliran proses effluent treatment dengan aliran gravitasi.
Aliran gravitasi dari kolam mixing ke kolam anaerobic ini dengan menggunakan pipa HDPE diameter 300 mm dan valve jenis sounder yang digunakan.
Untuk proses sirkulasi umpan bakeri aktif ke kolam mixing ( back mixing ) dengan menggunakan pompa type centrifugal pump ( 2 unit ) dengan kapasitas minimal 40 m3 per jam, pipa yang digunakan adalah pipa HDPE diameter 152 mm.
Kolam Pengendapan ( contact pond )
2 ( dua ) unit Kolam pengendapan ( contact pond ) yang berfungsi untuk mengendapan solid terbawa cairan dari kolam anaerobic. Kolam ini dibuat dengan ukuran 18.000 mm X 18.000 mm dengan kedalaman 3.000 mm, dimana dinding kolam dibuat miring dan dilapisi pasangan batu (rip–rap) ukuran batu 200 mm, perbandingan kemiringan adalah 1 : 1 ( 45 derajat ).
Elevasi tanah area ini dibuat lebih rendah dari elevasi tanah area kolam anaerobic tidak kurang dari 1.500 mm, hal ini untuk pengeluaran aliran limbah yang diproses di kolam anaerobic dapat dialirkan secara overflow.
Dua unit kolam pengendap ini bekerja secara seri yaitu aliran overflow dari kolam anaerobic akan masuk dulu ke kolam pengendapan no 1 dan dari kolam pengendapan no 1 akan overflow ke kolam pengendapan no 2 . Diantara dua unit kolam ini disediakan 2 unit pompa jenis slury pump untuk digunakan mengembalikan endapan solid kembali ke kolam anaerobic.
Jenis pompa dengan kapasitas tidak kurang dari 40 m3 dan pipa yang digunakan untuk mengembalikan solid dengan pipa HDPE diameter 152 mm dan sounder valve yang digunakan.
Sedangkan pengeluaran aliran cairan dari kolam pengendapan no 2 ke kolam selanjutnya dengan aliran overflow.
Kolam Aerasi ( areasi pond )
1 ( satu ) unit Kolam Aerasi dipakai untuk memperkaya cairan limbah dengan oksigen dan membunuh bakteri anaerob.
Kolam tanah ini dibuat  dengan kedalaman tidak kurang dari 3.000 mm dan panjang 150.000  X lebar tidak kurang dari 50.000 mm, dinding kolam dibuat dengan kemiringan 1: 1 ( 45 derajat ).
Untuk memperkaya pemasukan oksigen terhadap cairan limbah ini, maka di kolam ini dilengkapi dengan 3 unit Arerator system 3Kw.
Elevasi tanah area kolam ini dibuat lebih rendah dari area kolam pengendapan ( contact pond ), karena aliran yang diharapkan adalah dengan overflow.
Kolam Pelepasan
Satu ( 1 ) unit Kolam pelepasan dipakai untuk memberikan kesempatan perbaikan pH sebelum limbah dilepaskan keluar.
Kolam tanah ini dibuat dangkal dengan isi 3.000 m3 dan kedalaman 2 m.
Kolam ini adalah kolam terakhir dalam proses air limbah, selanjutnya cairan dibuang ke sungai dengan cara over flow, dan dilengkapi dengan basculator untuk perhitungan debit pembuangan limbah.
11.  PEKERJAAN LISTRIK
Pekerjaan Listrik meliputi :


5.15.1.    Panel Induk
5.15.2.     Kabel Distribusi & Kontrol
5.15.3.     Panel Motor & Distribusi
5.15.4     Penerangan Pabrik
5.15.5      Stop Kontak
5.15.6       Earthing and Grounding
 5.15.7       Ligthning Protection System
12.  WATER RESERVOIR (WADUK)
Apabila sungainya kecil maka harus dibuat waduk (Water Reservoir) yang menampung air        + 30.000 M3, sehingga tidak kesulitan untuk supply kebutuhan  air. Untuk pabrik kapasitas 30 – 60 Ton TBS per jam diperlukan + 60 m3 air per jam. Jadi Water Reservoir tersebut muat 25 hari kerja, berarti cukup menampung kebutuhan air selama 1 (satu) bulan. 
  Foto : Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit -Waduk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar