PENYERAPAN
UNSUR HARA TANAMAN
(MK. Manajemen Kesuburan
Tanah – smno.jurstnh.fpub.2013)
Baron Justus
von Liebig, seorang
ilmuwan Jerman pada pertengahan abad ke-19, menunjukkan bahwa unsur hara sangat penting untuk kehidupan tanaman. Dia menyatakan,
"Kami telah menetapkan bahwa sejumlah
unsure kimia ternyata sangat penting untuk kehidupan tanaman. Unsur hara ini sangat penting karena tanaman yang kekurangan salah satu dari unsur-unsur ini akan mati. . . . "Dia juga menulis istilah "Hukum minimum" yang menyatakan bahwa "tanaman akan menggunakan
unsur hara dalam proporsi tertentu satu sama lain, dan unsur yang paling rendah pasokannya akan menentukan seberapa baik tanaman
mampu menggunakan unsur-unsur hara lainnya".
Tanaman
memerlukan “makanan” yang sering disebut “Unsur hara tanaman”. Tanaman dapat menggunakan
bahan senyawa anorganik untuk memenuhi kebutuhan energi dan pertumbuhannya. Dengan melalui proses fotosintesis, tanaman
menggunakan karbon yang berasal dari CO2 di atmosfir, ditambah dengan air yang berasal
dari tanah, diubah menjadi bahan organik (karbohidrat) oleh khlorofil dengan
bantuan sinar matahari. Unsur yang diserap untuk pertumbuhan dan metabolisme
tanaman dinamakan hara tanaman. Mekanisme perubahan unsur hara menjadi senyawa
organik atau energi disebut metabolsime.
Tanaman
dapat memenuhi siklus hidupnya dnegan menggunakan sejumklah unsure hara. Fungsi
hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat
suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama
sekali. Disamping itu umumnya tanaman yang kekurangan atau ketiadaan suatu
unsur hara akan menampakkan gejala pada suatu orrgan tertentu yang spesifik
yang biasa disebut gejala kekahatan.
Unsur
hara yang diperlukan tanaman adalah Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),
Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg),
Seng (Zn), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor
(Cl), Natrium (Na), Kobal (Co), dan Silikon (Si). Unsur Na, Si, dan Co dianggap bukan unsur hara essensial, tetapi hampir
selalu terdapat dalam tanaman. Misalnya, unsur Na pada tanaman di tanah garaman
yang kadarnya relatif tinggi dan sering melebihi kadar P (Fosfor). Silikon (Si)
pada tanaman padi dianggap penting walaupun tidak di perlukan dalam proses
metabolsime tanaman. Jika tanaman padi mengandung Si yang cukup, maka tanaman
tersebut lebih segar dan tidak mudah roboh diterpa angin sehingga seakan akan
Si meningkatkan produksi tanaman.
Berdasarkan jumlah yang di perlukan tanaman, Unsur hara di bagi menjadi
dua golongan, yakni unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur
hara makro dibutuhkan tanaman dan terdapat dalam jumlah yang lebih besar, di
bandingkan dengan unsur hara mikro. Davidescu (1988) mengusulkan bahwa batas
perbedaan unsur hara makro dan mikro adalah 0,02 % dan bila kurang disebut
unsur hara mikro. Ada
juga unsur hara yang tidak mempunyai fungsi pada tanaman, tetapi kadarnya cukup
tinggi dalam tanaman dan tanaman yang hidup pada suatu tanah tertentu selalu
mengandung unsur hara tersebut misalnya unsur hara Al (Almunium), Ni (Nikel)
dan Fe (Besi).
Berdasarkan
sumber penyerapannya, unsur hara di pilahkan menjadi dua, yakni unsur hara yang
di serap dari udara dan unsur hara yang diserap dari tanah.
Tanaman menyerap unsur hara esensial dari
dalam tanah melalui akar (bulu akar) dan dari udara (yakni C an O) melalui
daunnya
Penyerapan hara
dalam tanah terjadi melalui pertukaran kation, dimana bulu-bulu akar memompa
ion hidrogen (H) ke luar memasuki ke dalam tanah melalui pompa proton. Kation
hidrogen ini menggantikan kation yng terikat pada permukaan partikel tanah yang
bermuatan negatif sehingga kation ini mnejadi tersedia bagi akar. Pada daun,
stomata membuka untuk menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen. Tumbuhan
hijau mendapatkan pasokan karbohidratnya dari karbon dioksida di udara melalui
proses fotosintesis
Nitrogen jumlahnya
melimpah di atmosfer bumi, namun hanya sedikit tanaman yang mampu melakukan
fiksasi nitrogen (konversi nitrogen atmosfer menjadi bentuk yang bermanfaat secara biologis). Oleh karena itu
kebanyakan tumbuhan memerlukan senyawa nitrogen tersedia dalam tanah tempat
tumbuhnya. Hal ini dapat disuplai oleh bahan organic yang mengalami
dekompoisisi, bakteri fiksasi nitrogen, kotoran hewan, atau melalui aplikasi
pupuk nitrogen dalam budidaya tanaman pertanian.
Hara bergerak di dalam tubuh
tanaman menuju tempat dimana ia paling diperlukan. Misalnyua, tanaman mencoba
untuk memasok lebih banyak hara untuk daun muda yang sednag tumbuh daripada daun-daun
yang lebih tua. Sehingga kalau hara bersifat mobil, kekurangan hara pertama-kali
terlihat pada daun-daun tua. Namun, kalau hara bersifat tidak mobil mengalami
kekuranagan maka daun muda menderita paling serius karena hara tidak dapat
bergerak (dipindahkan) dari daun-daun tua. Nitrogen, fosfor, dan kalium adalah
hara mobil, sedangkan hara lainnya memiliki tingkat mobilitas yang beragam.
Fenomena ini sangat membantu dalam menentukan hara apa yang mungkin kekurangan
dalam tanaman.
Unsur
Hara yang Diserap dari Udara
Unsur
hara yang di serap dari udara adalah C, O, dan S, yaitu berasal dari CO2, O2,
dan SO2, Penyerapan N baik dari udara maupun dari tanah
diasimilasikan dalam proses reduksi dan aminasi. Nitrogen (N) udara diserap
dari N2 bebas lewat bakteri bintil akar dan NH3 di serap lewat
stomata tanaman.
Tanaman menyerap
CO2 sebanyak 30 kali
lebih besar dari emisi CO2 oleh manusia. Ini merupakan penyerapan CO2 yang besar. Sekilas pandang, tampak bahwa kadar karbon atmosfir
akan segera menurun, namun kenyataannya malah meningkat - apa yang
salah?
Ternyata sebagian besar karbon yang diserap oleh
tanaman akan dikembalikan ke atmosfer melalui proses dekomposisi
biomasa tanaman.
Bahan biomasa tanaman adalah molekul organik kompleks
yang mudah terdegradasi
menjadi molekul anorganik sederhana, seperti karbon dioksida. Hal ini
terjadi melalui sejumlah mekanisme dekomposisi
bahan organik.
Karbon dioksida diserap melalui pori-pori kecil di daun yang disebut stomata. Karbon dioksida kemudian disintesis dengan air menggunakan energi
matahari yang diserap oleh chorophyll untuk menghasilkan
molekul gula dan oksigen.
Unsur
Hara yang Diserap dari Tanah
Penyerapan
unsur hara dilakukan oleh akar tanaman dan diambil dari kompleks jerapan tanah
ataupun dari larutan tanah berupa kation dan anion. Adapula usur hara yang
dapat diserap oleh akar dalam bentuk khelat yaitu ikatan kation logam dengan
senyawa organik. Biasanya unsur hara mikro juga dapat diberikan melalui daun (foliar spray).
- Nitrogen (N) diserap dari tanah dalam bentuk anion nitrat (NO2-), nitrit (NO3-) dan kation ammonium (NH4+).
2. Phosphorus (P) diserap dari tanah dalam bentuk anion (H2PO4- atau HPO42- ).
- Sulfur (S) diserap dari tanah dalam bentuk anion sulfat (SO42-) dalam jumlah sedikit diserap oleh daun dalma bentuk gas SO2.
- Kalium (K) diserap dalam bentuk kation K+
- Magnesium (Mg) diserap dalam bentuk kation Mg2+.
- Kalsium (Ca) diserap dalam bentuk kation Ca2+
- Besi (Fe) diserap dalam bentuk kation Fe2+ dan Fe3+.
- Mangan (Mn) diserap dalam bentuk kation Mn2+
- Seng (Zn) diserap dalam bentuk kation Zn2+
- Boron (B) diserap dalam bentuk anion borate (BO33- atau B4O72-).
- Tembaga (Cu) diserap terutama dalam bentuk kation Cu2+ .
- Molibdenum (Mo) diserap dari tanah dlaam bentuk kation molybdate (MoO22+) .
- Khlorine (Cl) diserap dalam bentuk anion Cl-.
Sistem Tanah – Hara - Tanaman
Ketersediaan hara dalam tanah
Hubungan tanah – tanaman
bersifat dinamis dan tunduk pada input
(pupuk, polutan , kimia tanah) dan kehilangan (erosi, pencucian, panen). Ion-ion
logam dilepaskan ke dalam larutan tanah melalui pelapukan dan pelarutan mineral
dan dekomposisi bahan organic tanah. Ion-ion yang tersedia adalah ion yang
dapat diserap oleh sistem akar tanaman. Hanya ion-ion yang ada dalam larutan
tanah yang dianggap tersedia, tetapi karena adanya kesetimbangan dinamis antara
larutan tanah dengan cadangan ion lainnya maka mudah terjadi transfer ion ke
dalam larutan tanah, ion-ion yang
terikat pada tapak-jerapan juga dapat dianggap sebagai ion tersedia, atau
setidaknya mempengaruhi fraksi ion yang tersedia.
Ketersediaan hara dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor a.l. :
1.
pH tanah : Konsentrasi relatif dari besi atau besi hidrogen dan hidroksil
dapat meningkatkan atau menurunkan ketersediaan hara .
2.
Kehadiran Nutrisi lain: Keberadaan suatu garam
mineral akan menambah atau mengurangi ketersediaan garam lain di dalam tanah .
3.
Pencucian
Hara : Proses ini
mendorong pencucian garam
mineral dari topsoil ke lapisan subsoil sehingga mengurangi ketersediaannya bagi
tanaman.
4.
Panen Tanaman : Hal ini dapat terjadi dalam bentuk
pembukaan lahan, deforestasi atau menebang tanaman dan dipanen yang menyebabkan hilangnya sejumlah hara dari tanah .
5.
Oksidasi dan Reduksi : Reaksi kimia ini mencerminkan dimana
elektron hilang (berkurang) atau bertambah sehingga
mengubah sifat garam
mineral. Dalam keadaan sifat yang
telah berubah, garam-garam mineral dapat tercuci ke luar tanah.
6.
Pembakaran : Hal ini dapat membunuh
organisme tanah , menghancurkan tekstur dan struktur tanah dan akhirnya
mengurangi ketersediaan
hara dalam tanah
7.
Erosi tanah: Erosi membantu penganagkutan hara tanah dari satu tempat ke tempat lain , dan
dapat terjadi oleh pengaruh
hujan lebat atau angin .
Faktor yang mempengaruhi
suplai ion kepada akar tanaman adalah aktivitas ion dalam larutan tanah,
biasanya disebut sebagai “intensitas”, dan tingkat serta laju pembaharuan ion
terlarut dari cadangan lain ( ion terjerap pada partikel tanah atau senyawa
organik labil dan ion-ion dalam senyawa lain yang mudah larut), biasanya
disebut sebagai “kapasitas”. Oleh karena itu faktor Kapasitas menentukan daya
penyangga untuk logam tertentu. Hubungan antara factor kapasitas dan factor
intensitas untuk setiap logam tertentu angat tergantung pada pH.
Kapasitas Tukar Kation
(KTK)
Partikel-partikel liat
bermuatan negatif dan dikelilingi oleh segerombolan kation bermuatan positif.
Mineral liat bermuatan negatif melalui proses substitusi isomorfik (kation
bermuatan lebih tinggi, seperti Al3+,
digantikan oleh kation yang muatannya lebih rendah seperti Mg2+)
sehingga meninggalkan surplus muatan negatif (tidak netral), sisa muatan negative ini akan dinetralkan
oleh kation yang dijerap. Selain itu,
koloid tanah (misalnya humus, hydrous oksida) yang mempunyai gugus fungsional
(OH-, -COOH) juga berkontribusi terhadap kapasitas tukar kation suatu tanah:
M1+
|
+
|
M2X
|
↔
|
M2+
|
+
|
MX
|
(larutan)
|
(padatan)
|
↔
|
(padatan)
|
(larutan)
|
Disosiasi gugus -OH
dan -COOH (terutama gugus pada bahan organik) tergantung pada pH, kapasitas
tukar kation meningkat dengan peningkatan pH. Dengan peningkatan kapasitas
tukar kation, kation logam terikat ke tapak muatan negatif pada partikel tanah,
sehingga konsnetrasi dalam larutan tanah menurun dan ketersediaan logam menjadi
berkurang.
Penahanan Kation dalam
Tanah
Kation-kation
diikat lebih kuat (kurang reversibel) di kalau pH meningkat dari 5 menjadi 7.
Cu, Zn, Ni, Cd dan logam lainnya menjadi
lebih sukar larut dan kurang dapat-ditukar kalau pH meningkat dari 5
menjadi 7. Pengikatan logam dalam tanah dapat terjadi melalui beberapa proses:
(1) pertukaran kation (jerapan non-spesifik), (2) jerapan spesifik, (3) kompleks
organic, dan (4) ko-presipitasi. Dalam banyak situasi, proses-proses ini berkontribusi pada retensi logam dalam
tanah.
Untuk menjaga netralitas
elektris, muatan negatif pada partikel padatan tanah (koloid tanah) diimbangi oleh
kation dengan jumlah yang sama; pertukaran ion ini mengacu pada pertukaran
antara counter-ions menetralkan muatan negatif di permukaan koloid tanah dan
ion dalam larutan tanah. Pertukaran seperti ini bersifat “reversible”,
stoikiometrik dan difusi terkendali. Selain itu, ada tingkat selektivitas tertentu
pada adsorbent. Semakin tinggi valensi suatu ion, semakin besar kekuatannya untuk
menggantikan ion lain (H+ berperilaku seperti kation polyvalent). Sebaliknya,
dengan derajat hidrasi yang lebih besar, suatu ion akan mempunyai daya
menggantikan yang lebih rendah.
Adsorpsi
(jerapan) oleh pertukaran kation mencermoinkan pengukatan secara elektrostatik
melalui pembentukan kompleks bola-luar dengan gugus fungsional di permukaan.
Kompleks bola-luar ini berarti bahwa setidaknya satu molekul pelarut berada di
natara gugus fungsional dan ion.
Jerapan spesifik
tergantung pH dan terkait dengan hidrolisis ion logam berat. Dalam jerapan
spesifik, sebagian ikatan kovalen dibentuk dengan ion-ion kisi. Sebagian ikatan
kovalen secara inheren lebih kuat daripada ikatan elektrostatik yang terlibat
dalam pertukaran kation non-spesifik (misalnya Zn dapat adsorbed di Fe dan Al
oksida, 7 dan 26 kali lebih kuat daripada kapasitas tukar kation pada pH 7.6).
Logam yang paling mampu membentuk kompleks hidroksil akan dijerap secara
spesifik dengan kekuatan terbesar:
Hg >
Pb > Cu >> Zn > Co > Ni > Cd
Jerapan spesifik
juga termasuk difusi logam ke dalam ruang-ruang interlayer mineral dan
fiksasinya di tapak itu. Difusi tersebut meningkat dengan peningkatan pH.
Bahan organik
dapat meningkatkan atau menurunkan ketersediaan hara mikro, Al dan logam berat.
Penurunan ketersediaan adalah karena kompleksasi dengan asam humat, lignin dan
senyawa-senyawa organik lain yang mempunyai berat molekul tinggi (membentuk
endapat tidak larut). Sebaliknya, peningkatan ketersediaan mungkin dapat
terjadi akibat pelarutan dan mobilisasi logam oleh ligan organik yang
berat-molekulnya rendah (misalnya asam-asam organik rantai pendek, asam amino
dan senyawa organik lainnya). Konstanta stabilitas chelates dengan beberapa
logam terjadi dengan urutan yang semakin meningkat seperti:
Cu >
Fe = Al > Mn = Co > Zn
Ko-presip[itasi
mencerminkan pembentukan campuran padatan melalui presipitasi simultan seperti
halnya oksida-oksida Fe dan Mn.
Tanah – Tanaman pH
Nilai pH yang
paling relevan bagi proses-proses kimiawi tanah dan tanaman adalah pH larutan
tanah. Tanah bersifat masam jika pH dari fase larutannya < 7 dan bersifat
basa jika pH > 7. Ketersediaan unsur hara bervariasi sesuai dengan pH tanah,
dan di luar kisaran pH 4 - 8 pertumbuhan tanaman menjadi fungsi dari pH,
ditambah efek pH terhadap ketersediaan hara.
Dalam istilah
kimia, pH mencerminkan ukuran aktivitas
H+ dalam larutan tanah yang merupakan kesetimbangan dinamis dengan fase padatan
tanah yang bermuatan negative. Ion H+ terikat sangat kuat pada tapak-tapak
bermuatan negative ini dan memiliki kekuatan yang cukup untuk dapat
menggantikan kation lain dari tapak-tapak bermuatan negative ini. Suatu lapisan
difus di sekitar permukaan yang bermuatan negatif mempunyai aktivitas H+ lebih tinggi dari
larutan tanah di sekitarnya
pH tanah
bervariasi dalam ruang dan waktu. Fluktuasi harian sebesar satu unit pH dapat
terjadi, demikian juga variasi spasial (horisontal dan vertikal dalam profil tanah). pH tanah juga bervariasi
selama musim. Selama musim dengan curah hujan rendah hingga moderat , ketika
evapotranspiration melebihi curah hujan, garam tidak tercuci oleh air-perkolasi
mendalam dan peningkatan garam cenderung menurunkan pH dengan memaksa lebih banyak
H+ yang dapat-ditukar untuk memasuki larutan tanah. Sebaliknya, selama musim
hujan, garam akan tercuci dari lapisan topsoil dan pH tanah ini akan naik. Fluktuasi
kandungan total-garam dari musim ke musim ini tidak boleh dikacaukan dengan
fenomena pengasaman tanah jangka panjang.
Sebuah diagram ketersediaan unsur hara tanah (dan
toksisitas unsur) sebagai fungsi dari pH. Peningkatan kemasaman atau
alkalinitas sesuai dengan logaritma peningkatan konsentrasi H+ dan OH - (Bar
vertikal). Panel horizontal mencerminkan ketersediaan relative (atau
toksisitas) pada pH tertentu. Kebanyakan tanah pertanian bersifat agak masam
(pH sekitar 5.5 sampai 6.5) dan hara-hara esensial semuanya mudah tersedia
dalam kisaran pH ini. Tanah- tanah sangat asam ternyata kondusif untuk
toksisitas Al dan Mn dan kekurangan Mo. Tanah-tanah alkalis kondusif untuk
toksisitas B, tetapi defisien Fe, Mn, dan Zn.
(Based on various sources including Handreck
1978 and Marshner 1995) (Sumber:
http://plantsinaction.science.uq.edu.au/edition1/?q=content/16-2-soil-plant-nutrient-relations).
Hubungan antara pH dan Toksisitas Ion
pH tanah sangat mempengaruhi kelarutan dan ketersediaan
hara serta potensi fitotoksisitas dari suatu logam. pH rendah mendorong kation logam bebas dan
protonasi anion, pH tinggi mendorong pembentukan kompleks karbonat atau
hidroksil. Oleh karena itu ketersediaan hara mikro dan ion toksik (yang ada
dalam larutan tanah sebagai kation) akan meningkat dengan peningkatan keasaman
tanah. Sebaliknya, ketersediaan hara anion (MoO4=, CrO4=, SeO4-, SeO3- dan B(OH)4-)
akan meningkat dengan meningkatnya alkalinitas.
Rhizosphere
Pertumbuhan tanaman tergantung
pada ketersediaan air dan hara dalam rhizosphere, bidang singgung tanah dan
akar terdiri dari lapisan tanah yang bervariasi ketebalannya antara 0,1 mm
sampai beberapa milimeter tergantung pada panjangnya bulu-bulu akar.
Ketersediaan hara dalam rhizosphere dikendalikan oleh efek gabungan dari
sifat-sifat tanah dan interaksi antara akar tanaman dengan mikroorganisme dalam
tanah di sekitarnya.
Kondisi kimiawi dalam rhizosphere
biasanya sangat berbeda dengan kondisi tanah di sekitarnya. Akar mendorong
perubahan pH rhizosphere adalah hasil dari keseimbangan antara ekskresi H+ dan
HCO3- , evolusi CO2 oleh respirasi dan
hilangnya berbagai senyawa organik yang disebut sebagai eksudat akar.
Keseimbangan antara ekskresi H+ dan HCO3- tergantung pada
rasio penyerapan cation/anion. Ekskresi H+ yang lebih besar menyertai
penyerapan kation yang lebih besar daripada anion dan hal ini mengakibatkan
pengasaman rhizosfir. Sebaliknya, kalau penyerapan anion melebihi penyerapan
kation, maka ekskresi H2CO3- melebihi
H+. Bentuk kimia N-tanah (amonium v. nitrat) merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap rasio cation/anion. Tanaman cinta ammonium menyerap lebih banyak
kation daripada anion, dan biasanya memiliki rhizosphere lebih masam daripada
tanah sekitarnya; sedangkan tanaman cinta nitrat menyerap lebih banyak anion
daripada kation dan rizosfirnya lebih alkalis dibandingkan dnegan tanah
sekitarnya. Efek tanaman terhadap kemasmaan rhizosphere juga bervariasi dengan
genotipe, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi ketersediaan hara.
Secara keseluruhan, tanaman dan tanah harus dipandang
sebagai komponen-komponen yang saling berinteraksi dalam suatu ekosistem, dan
karena tanaman menyerap lebih banyak komponen basa daripada komponen asam, maka
peningkatan biomasa ekosistem akan menakibatkan pengasaman tanah.
Sistem Tanaman
Tanaman menyerap sejumlah hara dari tanah melalui
bulu-bulu akarnya. Hara ini diserap dalam bentuk anion dan kation melalui
proses yang bersifat pasif dan aktif.
Penyerapan anion oleh akar dapat menetralkan kemasalan
tanah. Penyerapan kation dapat meningkatkan kemasaman tanah. Efek pengasaman
tanah lebih sedikit kalau lebih banyak N yang dipanen dibandingkan dnegan
kation basa. Kation basa dalam biomasa tanaman dapat dikembalikan ke tanah
melalui proses dekomposisi bahan organic.
Pertumbuhan tanaman mengakibatkan
penyerapan kation-basa, seperti kalsium, magnesium, dan kalium dari tanah dan
mengeluarkan kation hidrogen dari akar. Hal ini mengakibatkan pengasaman tanah
jika kation-basa tidak dikembalikan ke dalam tanah. Penyerapan anion, terutama
nitrat dan sulfat, oleh tanaman, dibarengi dnegan pelepasan OH- atau HCO3- ke
dalam tanah dan menetralkan kemasaman yang diakibatkan oleh nitrifikasi dan
serapan kation oleh tanaman. Ketika tanaman menyerap lebih banyak anion
daripada kation, pengasaman tanah berkurang.
Akar menyerap air dan hara
mineral dari tanah. Akar tanaman
melakukan respirasi-seluler, menyerap O2 dan melepaskan CO2 , tetapi secara
neto tanaman adalah produsen O2. Tanaman juga melepaskan H2O dan O2 melalui stomata
daun. CO2 menjadi sumber karbon untuk fotosintesis, dan gas ini berdifusi dari
udara ke dalam daun melalui stomata
Sumber: http://bio1152.nicerweb.com/Locked/media/ch37/plant_nutrient.html
Permukaan
koloid tanah bermuatan negative dan mengikat kation-kation (kation-tukar). Kation-kation
tukar ini dapat digantikan (ditukar) oleh H+ yang dihasilkan dari respirasi
bulu akar.
“Liat”
tanah bermacam-macam jenisnya dan sifat-sifatnya juga beragam, partikel ini
ukurannya sangat halus dan permukaannya bermuatan listrik elektrostatika
negative. Setiap partikel merupakan populasi mikro. Kalau kondisi
lingkungan mengalami perubahan, maka setiap populasi-mikro dan setiap partikel
akan mengalami perubahan.
1.
Peranan
liat sangat penrting dalam berbagai reaksi dalam tanah.
2.
Reaksi
pertukaran kation dan urutan relative kekuatan gaya-gaya tariknya terhadap
anion adalah: Al3+, Ca2+, Mg2+, NH4+ ~ K+ > Na+.
3.
Anion
yang alzim dalam material liat : SO4-, Cl2-, PO43-, NO3.
4.
Restorasi
liat yang aktivitasnya tinggi sangat diperlukan, agar system tanah yang terkena
dampak buruk dapat men-siklus unsure hara dengan baik .
Mineral liat mempunyai struktur berlapis, lapisan-lapisan ini
permukaannya bermuatan negatif (permukaan internal dan permukaan eksternal).
Muatan negative ini mengikat kation-kation dengan kekuatan “yang tidak terlalu
besar” sehingga kation yang terikat masih dapat diganti (ditukar) dengan kation
lainnya yang ada dalam larutan tanah.
Sistem Perakaran Tanaman
Akar merupakan bagian tumbuhan yang tumbuh meluas ke dalam masa tanah. Akar merupakan organ pertama yang tumbuh dari biji (benih). Akar berfungsi menyerap air dan hara dari dlaam tanah, dan menyediakan dukungan serta cengkeraman untuk berdiri-tegaknya tumbuhan.
Sumber: http://dnowlan.ca/VM/science7/plants/structure.htm
Zone bulu akar: Dalam tumbuhan, ada suatu zone di belakang ujung akar yang sedang tumbuh, dimana bulu-bulu akar ini mempuntyai permukaan yang luas untuk dapat menyerap air dan hara dari tanah.
Air dalam pori tanah dapat menembus memasuki sel bulu akar. Sumber:
http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Cellular_Physiology2-Absorption_Of_Water.htm
Sumber: http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Cellular_Physiology2-Absorption_Of_Water.htm
Gambar: Struktur penampang melintang akar.
Sumber:
http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Cellular_Physiology4-Absorption_Of_Mineral_Nutrients.htm
Perakaran
tanaman sugar-beet pada tanah lempung berpasir halus, stratifikasi akar menurut
kedalaman tanah (2-4 feet).(J.E. Weaver, 1926).
- Penyerapan air dan unsur hara dapat terjadi pada seluruh system perakaran, tetapi mayoritas aktivitas penyerpaan terjadi dalam akar-akar muda (zone bulu akar).
- Tanaman dewasa (jenis pepohonan) biasanya mendapatkan unsure hara dan air dari lapisan tanah yang lebih dalam mesikpun tanah lapisan atas kaya unsure hara.
- Penyerapan unsure hara dari subsoil dapat meningkatkan hasil kuantitas hasil dan protein.
Penyerapan Air oleh akar Tanaman
1. Sistem perakaran tanaman bertanggung-jawab
untuk penyerapan air dari tanah.
2. Penyerapan air terutama terjadi
di di bagian ujung akar tetapi penyerapan maksimum terjadi di daerah bulu akar
(1-10 cm di belakang ujung akar).
3.
Suatu bulu akar berisi cairan sel yang
memiliki konsentrasi garam lebih tinggi dibandingkan dnegan konsnetrasi larutan
/ air tanah.
4.
Perbedaan konsentrasi ini menimbulkan
proses osmosis dan oleh karena itu air berdifusi ke dalam bulu akar.
5.
Sebagai akibatnya, sel-sel bulu akar
menjadi turgid (tegang) dibandingkan dengan sel-sel korteks di sekitarnya, sel-sel
bulu akar sekarang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dibandingkan dengan
sel-sel korteks.
6.
Hal ini mengakibatkan masuknya air ke dalam sel-sel yang berbatasan satu demi
satu dalam suatu rantai melalui korteks akar hingga akhirnya memasuki pembuluh
silem.
7. Penyerapan
air dapat berlangsung secara pasif (Penyerapan sesuai dengan gradient
konsentrasi, tidak menggunakan energi).
Penampang akar tanaman dikotil muda, menunjukkan transfer air dari
bulu akar memasuki pembuluh silem melintasi sel-sel hidup korteks.
Sumber: http://dipendrasudip.blogspot.com/2011/09/water-absorption.html
8. Turgor dalam sel-sel
akar menghasilkan “Tekanan Akar”.
9.
Tekanan-akar ini adalah tekanan yang mendorong molekul air bergerak dari
sel-sel hidup akar memasuki pembuluh silem.
10.
Tekanan ini terjadi karena osmosis sel ke sel dalam akar.
11.
Kalau suatu sel yang turgid menekan sel-sel di sebelahnya, gaya aliran air
meningkat ke arah dalam.
12.
Karena adanya tekanan akar, air dapat naik mencapai ketinggian tertentu. Gaya
ini saja tidak dapat mendorong air ke puncak pohon yang tinggi. Faktor lain
yang berkontribusi pada pergerakan ke atas adalah gaya kapiler, tarikan
transpirasi, kohesi dan adhesi air.
Penyerapan
unsur hara dari tanah melalui akar tanaman. Pergerapan hara dalam tanah menuju
ke akar tanaman: (1) pertumbuhan akar dan (2) aliran massa. Akar tanaman tumbuh
berkembang menjelajahi volume tanah, akar dapat kontak dengan 3% tanah atau
hara dalam tanah. Penyerapan air oleh akar akan menciptakan menciptakan deficit
air di zone sekitar akar. Pergerakan air
menuju akar membawa-serta sejumlah hara terlarut . Unsur hara yang banyak terkandung dalam larutan tanah adalah
N, K dan Ca.
Sumber:
…………
Penyerapan air dari tanah
Air tanah merupakan sumber utama air bagi tumbuhan darat.
Air ditemukan dalam bentuk yang berbeda-beda dalam tanah.
Sumber utama air tanah adalah hujan. Jumlah air yang ada dalam tanah ini
disebut “holard”, sebagian air ini yang tersedia bagi tanaman disebut
“chesard”, dan sebagian air yang tidak dapat diserap tanaman disebut “echard”.
Tipe-tipe
air dalam tanah. Sebagian air hujan
mengalir di permukaan tanah (runoff) dan sebagian menembus masuk ke dalam
tanah. Air dalam tanah dapat berupa air higroskopis, air kapiler, air
gravitasi, dan water-table.
Sumber:
Setelah hujan turun, sebagian air mengalir di permukaan tanah
dan akhirnya mencapai kolam, sungai dan laut. Ini dikenal sebagai air limpasan
permukaan dan tidak tersedia bagi tanaman. Selama hujan, sebagian air meresap
ke dalam tanah melalui pori-pori makro di antara partikel tanah di bawah
pengaruh gravitasi. Air seperti ini disebut air gravitasi. Dalam situasi dimana
air gravitasi tersedia bagi tanaman, maka air ini diserap oleh tanaman. Selama
perkolasi , sejumlah air ditahan dalam tanah oleh kemampuan partikel tganah
menhana air, dan ini disebut “kapasitas lapang”.
Air tanah dapat berada dalam tiga bentuk: Air Kapiler, Air
Higroskopis, dan Air Kimia.
a.
Air
Kapiler= Calillary water : Kalau air menembus
melalui partikel-partikel tanah, selaput tipis air menyelimuti pertikel tanah
oleh gaya tegangan permukaan. Ini merupakan air kapiler, dan tersedia bagi
tanaman. Berdasarkan tegangan permukaan ini, irigasi tetes telah dipraktekkan
menggantikan irigasi genangan. Irigasi tetes mengakibatkan pembasahan tanah.
Air tetap nebyelimuti partikel tanah sebagai air kapiler dan selalu tersedia
bagi tanaman. Penggenangan air mengakibatkan perkolasi air melalui
lapisan-lapisan tanah dan air tidak tersedia bagi tanaman.
b. Air
Higroskopis = Hygroscopic water : Air ini diikat oleh partikel
tanah karena gaya adhesi. Air ini tidak dapat diserap oleh akar tanaman.
c. Air
Kimia = Chemically combined water : Mineral tanah seperti iron,
aluminium, silicon dll.. menarik sejumlah molekul air tanah dan air terikat
seperti ini disebut “Air terikat Kimiawi” dan tidak tersedia bagi tanaman.
Zone Penyerapan Air dalam Tanaman
Tanaman rendah seperti ganggang, jamur dan bryophytes menyerap air melalui seluruh permukaan tubuhnya. Tanaman air juga menyerap air dengan permukaan mereka. Air diserap oleh sel-sel sebagian besar digunakan untuk kegiatan metabolismenya. Tetapi kebanyakan tanaman-tinggi menyerap air melalui sistem akarnya. Seluruh permukaan akar tidak berfungsi dalam dalam penyerapan air. Penyerapan air terutama berlangsung pada ujung akar. Dari empat zone, penyerapan air berlangsung di zone bulu akar. Wilayah ini terletak langsung di atas wilayah pemanjangan sel. Proses penyerapan air maksimum berlangsung di wilayah bulu akar. Di zone ini, sel-sel silem ber-vakuola, tumbuh dnegan bauik dan sebagian sel-sel epiblema memiliki bulu akar. Telah ditemukan bahwa pada 100 genera tanaman ternyata batang dan daunnya juga menyerap air, misalnya Vitis (anggur), Lycopersicum (tomat), Solanum, Phaseolus dll. Beberapa conifer menyerap air dari atmosfer. Pada anggrek epifit jaringan velamen darui akarnya yang menggantung juga menyerap air dari udara.
Masuknya air dari tanah ke dalam jaringan xylem akar
Air tanah (capillary
water) pertama-tama diserap oleh bulu akar. Air ini kemudian
disalurkan secara centripetal melalui sel parenchymatis korteks. Air bergerak
dari sel ke sel dalam korteks dan akhirnya mencapai sel-sel korteks paling
dalam. Mulai dari titik ini, sel-sel endodermis memiliki cincin Casparian dan
tidak ada vakuola, air dari sel-sel korteks paling dalam tidak mampu
melewatinya. Tetapi ada sel-sel endodermin tertentu yang tidak mempunyai cincin
Caskarian ini dan disebut sel-sel “penyalur”. Air yang terakumulasi dalam
sel-sel korteks paling dalam ini melewati sel-penyaklur memasuki pembuluh
silem.
Gambar Penampang melintang akar di zone bulu akar dan jalur
penyerapan air dan hara. (Sumber: http://cronodon.com/BioTech/Plant_Transport.html)
Ada tiga jalur yang dapat ditempuh oleh pergerakan air melintasi
jaringan korteks memasuki jaringan xylem akar:
1.
Melalui “plasmodesmata” dari sel-sel korteks, kemudian
melalui endodermis, pericycle dan akhirnya ke pembuluh kayu. Ini adalah jalur
symplast yang melibatkan protoplasma hidup dan plasmodesmata. Air bergerak di
jalur ini terutama karena osmosis.
2.
Melalui system inter-koneksi dinding-dinding sel dan rongga antar
sel. Dinding-dinding sel nengimbibisi air dan melalui ruang-ruang
interselular air bergerak secara radial karena kapilaritas yang melibatkan
difusi bebas. Ini merupakan jalur apoplast pergerakan air.
3. Melalui membrane-plasma hidup, cytplasma dan vakuola (cell sap) dari sel-sel korteks. Air
bergerak dari satu sel ke sel yang lain karena gradien tegangan air. Bulu-bulu
akar dan sel-sel epidermis lain menyerap air secara osmotik, tegangan potensialnya
(atau TP) meningkat dan oleh karenanya tegangan airnya juga meningkat. Tegangan
air sel kortikal berikutnya sekarang menjadi relatif lebih rendah. Air bergerak
dari sel dengan tegangan air tinggi ke sel dengan tegangan air rendah. Dengan
demikian, karena adanya gradient tegangan air ini, air bergerak melintasi sel
kortikal dan akhirnya mencapai endodermis. Hal ini dikenal sebagai jalur
trans-membran. Semua jalur ini beroperasi bersama dan membantu air untuk
mencapai endodermis.
Zone Bulu
Akar
Zone
bulu akar merupakan zone penyerapan air dari dalam tanah. Bulu-bulu akar
adalah ekstensi uniseluler sel-sel rhizodennal akar. Sel-sel bulu akar memiliki
dinding luar sel, yang terbuat dari koloid hidrofilik - kalsium dan magnesium
pektate yang mampu menyerap air dengan cara imbibisi. Air yang terikat ini
menyediakan saluran untuk pergerakan air dan garam anorganik memasuki akar.
Membran plasma merupakan bagian dalam dari dinding sel dan bersifatb permeabel
bagi garam anorganik dan tidak tebus oleh senyawa organik. Maka ia berfungsi
sebagai membran semi permeabel. Bulu akar mengandung vakuola yang terisi dengan
cairan sel. Cairan ini merupakan larutan asam organik dan gula dalam air.
Tegangan air dari cairan sel ini lebih rendah daripada larutan tanah. Oleh
karena itu air bergerak dari larutan tanah memasuki bulu akar dengan proses
difusi sederhana.
Sebagai
akibat dari masuknya air ke dalam sel-sel bulu akar, volume cairan sel
meningkat dan menimbulkan tekanan pada lapisan sitoplasmik dan dinding sel.
Tekanan ini disebut tekanan turgor dan sel dikatakan menjadi “turgid”. Turgiditas
sel meningkatkan tegangan airnya. Sel-sel kortks yang berbatasan dengan bulu akar
memiliki tegangan air yang lebih rendah. Air masuk dari sel bulu akar memasuki
sel-sel korteks melalui proses Osmosis yang dibantu oleh tekanan turgor. Proses
ini berlanjut sampai endodermis dan akhirnya air mencapai pembuluh kayu (silem)
melalui sel-sel penyalur dan dan pericycle. Dari pembuluh kayu air didorong ke atas
memasuki bagian tanaman di atas tanah.
Jalur
masuknya air melintasi akar tanaman. Air
masuk melalui bulu akar, menembus sel-sel korteks, sel endodermis, sel-sel
pericycle dan akhirnya masu ke sel-sel pembuluh Silem akar.
Sumber:
Pergerakan air (larutan) ke atas
Air diserap tanaman dari
dalam tanah oleh akar dan bergerak ke atas ke seluruh bagian tanaman melalui
batang. Pergerakan air dan zat-zat yang
terlarut melalui batang disebut ‘Ascent of Sap”. Banyak teori yang dapat menjeklaskan
hal ini: (1) Teori Tekanan Akar (root pressure theory), (2) Teori vital (vital theories), dan (3) Teori
Fisika (physical theories).
Teori Tekanan Akar
Hal ini
didasarkan pada fenomena tekanan akar. Tekanan akar dapat ditunjukkan dalam
tumbuhan herba seperti tomat. Jika tanaman dipotong dekat pangkal batangnya,
cairan silem (pembuluh kayu) tampak mengalir ke luar melalui ujung potongan itu
dengan tekanan. Tekanan ini adalah tekanan hidrostatik yang berkembang dalam
sel-sel parenchyma hidup dari sistem akar dan disebut akar tekanan. Tekanan
akar ini telah diukur sebesarb 2 atm. Teori Tekanan Akar tidak dapat diterima
karena: (a). tekanan yang berkembang dalam akar sangat rendah. Tekanan ini
tidak mampu menaikkan air dalam pohon yang tinggi seperti konifer, eucalyptus
yang tumbuh hingga 30 meter; (b). NAiknya cairan silem masih berklangsung
meskipun akar dipotong.
Tekanan
Osmotik
Akar menyerap air dari tanah melalui osmosis atau difusi
karena air dalam tanah mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi dari dalam akar.
Penyerapan dapat berlangsung ke dalam ruang interselular dari sel-sel akar atau
bulu-bulu akar. Bulu-bulu akar merupakan pertumbuhan sel-sel epidermis. Setelah
air berada di dalam akar, ia bergerak melalui ruang interselular atau dari sel
ke sel dan akhirnya memasuki pembuluh kayu. Dengan demikian, pembuluh kayu
dalam akar mengembangkan tegangan air positif dan air didorong ke atas melalui
tabung-tabung yang dibentuk oleh unsur-unsur pembuluh kayu. Tekanan yang
mendorong air ke atas dalam pembuluh kayu akar disebut “tekanan akar”.
Tekanan osmotik di dalam sel-sel akar yang membantu cairan bergerak naik melalui batang menuju ke daun dikenal sebagai “tekanan akar”. Tekanan akar ini dapat dipelajari dnegan jalan memotong batang tanaman di dekat permukaan tanah. Tekanan akar dapat diukur dengan meletakkan alat-pengukur tekanan di permukaan potongan batang. Batang yang dipotong memancarkan cairan silem selama ber-jam-jam atau ber-hari karena adanya tekanan akar. Ketika kandungan lengas tanah lebih tinggi pada malam hari atau ketika laju transpirasi lebih rendah pada siang hari, akar tekanan terlihat dalam pembuluh kayu beberapa jenis tumbuhan berpembuluh.
Gutasi adalah pengeluaran tetes-tetes cairan silem dari
pinggiran atau ujung daun di beberapa tanaman dan hal ini merupakan hasil dari
tekanan akar.
Jalur pergerakan air dari tanah memasuki akar tanaman
Gambar
. Jalur pergerakan air dari tanah memasuki akar tanaman.
Sumber: http://www.tutorvista.com/content/biology/biology-iv/plant-water-relations/pathway-water-root.php
Pergerakan air dari bulu akar memasuki sel-sel
korteks dan masuk ke pembuluh silem; jalur apoplast (intercellular) dan jalur
seluler melalui symplast dan transmembrane .
Sumber: http://www.tutorvista.com/content/biology/biology-iv/plant-water-relations/pathway-water-root.php
Fenomena Tekanan-Akar
Transpor aktif ion-ion hara
mineral ke dalam pembuluh kayu akar menyebabkan munculnya “tekanan akar”.
Ketika transpirasi rendah ion-ion menumpuk di pembuluh kayu akar dan menurunkan
tegangan air. Hal ini mengakibatkan difusi air dari tanah memasuki pembuluh
kayu akar, karena proses osmosis. Akumulasi air di pembuluh kayu menimbulkan
dorongan pada sel-sel yang rigid (kaku) menyebabkan tekanan akar. Tekanan-akar
ini menimbulkan gaya yang mendorong air naik memasuki batang. Akan tetapi,
dalam hal pohon tinggi , tekanan-akar tidak cukup besar untuk mendorong air naik
memalui batang ke daun di pucut pohon. Air dapat naik hanya sekitar 20 meter
dengan tekanan akar maksimum yang diukur pada beberapa tanaman. Endodermis akar
memainkan peran penting dalam proses munculnya “tekanan akar”.
Pentingnya Tekanan Akar
- Ketika transpirasi rendah atau nol, tekanan akar membantu transport air dan hara terlarut dari akar melalui pembuluh kayu ke bagian atas tanaman (jenis tumbuhan yang pendek).
- Mengisi kembali pembuluh kayu yang mendapatkan dikosongkan selama musim dingin melalui tekanan akar.
- Gula-mapel yang kaya gula diperoleh dari cairan pembuluh kayu ketika mereka batangnya dipangkas pada akhir musim dingin atau awal musim semi. Keluarnya cairan silem ini disebabkan oleh tekanan akar.
Penyerapan Hara Tanaman
The entire
process of ion absorption takes place in two phases i.e. first passive phase
and the second active phase.
It is
yo be noted that plant absorb not just cat ions but also anions too.
Mekanisme penyerapan hara oleh akar tumbuhan.
Jalur pasif dan jalur aktif dalam proses penyerpaan hara oleh akar tanaman. Sumber: http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Cellular_Physiology4-Absorption_Of_Mineral_Nutrients.htm
Penyerapan Pasif
Proses penyerapan ini merupakan penyerapan hara tanpa menggunakan energi metabolik. Penyerapan ion secara pasif oleh sistem akar ditunjukkan oleh Briggs dan Robertson (1957).
(i) Penyerapan
garam mineral tidak terpengaruh oleh suhu dan inhibitor metabolik. (ii)
penyerapan ion yang cepat terjadi ketika jaringan tanaman ditransfer dari media
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
Fase Pasif
Ketika sistem akar utuh
diberi suplai larutan hara eksternal, maka mulailah ion-ion berdifusi ke dalam
ruang-ruang bebas yang ditemukan di dalam dinding sel dan ruang-ruang
interselular yang ditemukan dalam jaringan. Laju difusi tergantung pada
kecuraman gradien ionik antara larutan eksternal dengan larutan yang ditemukan
di dalam sel .
Jalur apoplast berada di luar sel-sel hidup; jalur simplest melalui
sel-sel hidup. Sumber:
http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Cellular_Physiology4-Absorption_Of_Mineral_Nutrients.htm
Teori Penyerapan Pasif
Teori Aliran Massa
Menurut ion teori ini ion-ion
diserap oleh akar bersama dengan aliran massa air yang dipengaruhi oleh transpirasi. Teori ini
gagal untuk menjelaskan akumulasi garam melawan gradien osmotik. Peningkatan
transpirasi meningkatkan penyerapan ion oleh akar-akar tanaman. Penyerapan ion
berlangsung melalui proses difusi bebas.
Dengan demikian, aliran massa ion melalui jaringan akar terjadi karena tarikan
transpirasi dalam kondisi tidak ada energi metabolik.
Teori Pertukaran Ion
Kation dan anion memiliki
kecenderungan untuk dijerap pada permukaan dinding sel, dan pertukaran dengan
ion-ion yang ada dalam larutan tanah. Proses pertukaran antara ion yang
terjerap dengan ion dalam larutan ini disebut sebagai “Pertukaran Ion”.
Pertukaran-kontak antara
kation-kation pada permukaan partikel tanah dnegan kation (H+) yang dihasilkan
oleh respirasi bulu akar.
Unsur-unsur hara mineral
dapat diserap dalam bentuk molekul atau ion. Ketika ion bermuatan positif K+
diserap oleh sel, maka ion bermuatan positif H+ dilepaskan dari sel (ion
exchange) atau ion yang bermuatan negatif harus menyertainya. Demikian pula
anion dapat bertukar dengan anion hidroksil (OH-). Demikian juga Cl - dan Br- dapat
saling dipertukarkan tanpa mengganggu netralitas listrik.
Teori Pertukaran Ion. Anion
Cl- bertukar dengan Br- tanpa mengganggu netralitas elektrik .
Kesetimbangan Donnan
Teori ini menggambarkan efek
ion-ion yang tetap atau non-diffusible yang kebanyakan menumpuk pada permukaan
bagian dalam dari membran sel (outer membrane). Proses ini disebut dengan nama
penemunya F.G.Donnan. Jika ada muatan negatif yang tidak berdifusi pada salah satu
sisi membran, hal ini akan menciptakan gradien potensial melintasi membran
darimana ion akan berdisusi. Proses difusi ion ini akan menghasilkan
keseimbangan elektrokimia. Konsentrasi (potensial kimiawi) ion-ion tidak selalu
menjadi same antara di dalam dan di luar membran. Dengan demikian,
ketidak-seimbangan listrik akan dipertahankan karena adanya muatan yang
berdifusi. Sehingga akan terjadi ketidak-seimbangan konsentrasi ion.
Kesetimbangan Donnan.
Oleh
karena itu, Menurut Donnan, keseimbangan Donnan tercapai kalau produk anion dan
kation dalam larutan internal menjadi
sama dengan produk anion dan kation
dalam larutan eksternal..
Ci+
= Cations inside; Ai- =
Anions inside ; Co+ = Cations
outside; Ao- = Anions outside
[Ci+][Ai-] = [Co+][Ao-]
Atau
Penyerapan
Aktif
Gerakan ion-ion
dari ruang luar sel ke ruang dalam sel umumnya melawan gradien konsentrasi dan oleh
karenanya memerlukan energi. Energi ini diperoleh melalui metabolisme baik
secara langsung maupun tidak langsung. Berbagai bukti menunjukkan penyerapan ion
secara aktif terjadi melalui Mekanisme Karier..
Mekanisme Carrier
Dalam mekanisme
Karier, ion-ion yang diaktifkan menggabungkan dirinya dengan protein-karier dan
membentuk kompleks ion – karier. Kompleks ini bergerak melintasi membran dan
mencapai ruang-dalam sel dengan menggunakan energi. Dalam sitoplasma, kompleks
ion-karier ini pecah dan melepaskan ion-ion. Karier bergerak ke luar sitoplasma
dan siap mengikat ion lain membentuk kompleks ion-karier.
Konsep Karier. Molekul
“Karier” diaktifkan oleh energy ATP menjadi ion “Karier” yang mampu mengikat
ion-ion hara. Kompleks Karier-ion ini menembus membrane plasma dan melepaskan
ion di bagian dalam sel, dan karier kembali siap untuk diaktifkan lagi oleh
energy ATP.
Perjalanan Ion Memasuki Akar
Hara mineral yang diserap
oleh akar harus diangkut memasuki pembuluh kayu (silem). Transportasi ini
mengikuti dua jalur yaitu jalur apoplastik dan jalur simplastik. Dalam jalur
apoplastik, hara mineral bersama dengan air bergerak dari sel ke sel melalui
ruang di antara dinding sel dengan proses difusi. Ion-ion yang memasuki dinding
sel epidermis bergerak melintasi dinding sel korteks, sitoplasma endodermis,
dinding sel pericycle dan akhirnya mencapai pembuluh kayu (Silem). Dalam jalur
symplastic, hara mineral yang memasuki sitoplasma epidermis bergerak melintasi
sitoplasma korteks, endodermis dari pericycle melalui plasmodesmata dan
akhirnya mencapai pembuluh kayu (Silem).
Aspek anatomis dari jalur
simplest dan apoplast dalam penyerapan ion oleh bulu akar. Jalur apoplast
melintasi rongga-rongga di antara sel-sel jaringan akar. Jalur simplest menembus masuk ke dalam
sel-sel hidup jaringan akar.
Pengangkutan Solute
P.R. Stout dan Dr. Hoagland
telah membuktikan bahwa hara mineral yang diserap oleh akar diangkut melalui pembuluh-kayu.
Garam mineral larut dalam air bergerak naik sepanjang pembuluh-kayu untuk
diangkut ke semua bagian tubuh tanaman. Translokasi ini dibantu, oleh aliran
transpirasi. Kehilangan air terus menerus oleh transpirasi pada permukaan
tanaman, menciptakan tarikan transpirational, dimana air bersama garam mineral
ditarik sepanjang pembuluh kayu. Aktif penyerapan dapat terjadi kalau ada energi.
Bukti-bukti berikut menunjukkan keterlibatan energi metabolik dalam penyerapan hara
mineral.
- Laju transpirasi meningkatkan akumulasi hara di dalam sel.
- Inhibitor respirasi mengendlaikan proses penyerapan hara.
- Dengan menurunkan kandungan oksigen dalam medium, penyerapan hara juga menurun.
Bukti-bukti
ini menunjukkan bahwa penyerapan hara secara langsung berhubungan dengan laju
respirasi dan tingkat energi dalam tubuh tanaman, penyerapan hara secara
aktif memerlukan penggunaan energy.
Teori Goldacre
Protein kontraktil pada membran
sel menunjukkan keberadaannya dalam kondisi “Kontraksi” atau “Renggang”.
Protein dalam kondisi “Renggang” mampu mengikat ion-ion melalui valensi bebas yang terbuka di
permukaan membrane. Protein dalam kondisi kontraksi melepaskan ion-ion karena
valensi-bebas dari protein harus dinetralkan dalam kondisi “Kontraksi”. Dalam
teori ini peran Karier adalah dalam menggunakan energi ATP. Akan tetapi teori
ini belum dapat dibuktikan.
Diagram Konsep (Teori) Goldacre.
Diagram skematik membrane-sel hidup. Membran sel mengandung protein yang
mempunyai gugus-gugus reaktif. Gugus-gugus ini ada yang bermuatan positif dan
ada yang bermuatan negative. Perilaku
“meRenggang” dan “kontraksi” protein mmebran sel ini dikendalikan dnegan
mekanisme aktivasi ensimatis.
Cytochrome Pump Salt Respiration atau Teori Transport Elektron
Teori ini
diusulkan oleh H. Lundegardh, yang menduga bahwa anion dapat diangkut melintasi
membrane-sel oleh sistem sitokrom. Energi disediakan secara langsung oleh
oksidasi respirasi.
Representasi
diagram Hipotesis pompa sitokrom pada penyerapan garam, anion (A-) diserap
secara aktif melalui pompa sitokrom dan kation (M) diserap secara pasif.
Laju respirasi,
yang semata-mata berkaitan dnegan penyerapan anion, disebut sebagai respirasi-anion
atau respirasi-garam. Laju orisinil respirasi (tanpa respirasi anion) dapat
diamati dalam air destilasi dan disebut “respirasi dasar”.
Total
respirasi (R1) = Ground respiration (Rg) + Salt or anion
respiration (Ra).
Skematis Teori Transport Electron
dalam membrane sel. Membran sel menjadi pembatas antara zone internal (di dalam
sel) dengan zone larutan eksternal (di luar sel). Transfer elektron melintasi
membrane sel melibatkan reaksi ensimatis dehidrogenasi. Anion (A) dan Kation
(M) diangkut melintasi membrane-sel hidup.
Penyerapan aktif Air dan Hara
Unsur hara diserap akar tanaman dalam bentuk ion-ion
(bukan garam), melawan gradient konsentrasi dan menggunakan energi. Proses
penyerapan ini disebut “Proses Aktif = active transport”.
Energi yang digunakan berasal dari proses respirasi. Ion-ion
mineral ini diserap, mengalami akumulasi dalam bulu-bulu akar yang kemudian
berdifusi ke dalam korteks dan mencapai endodermis. Gerakan ion-ion ini
bersifat pasif. Kemudian, pergerakan ion-ion dari endodermis memasuki silem
merupakan proses aktif. Setelah ini, ion-ion mineral bersama air diangkut ke
berbagai bagian tanaman. Pada saat memasuki daun ion-ion ini di-asimilasi
menjadi senyawa organik yang akhirnya disebarluaskan ke bagian lain dari tanaman
melalui phloem. Gerakan ke atas air dan ion-ion mineral terlarut dari akar ke bagian
tanaman di atas tanah dikenal sebagai “naiknya cairan”.
Transpor
hara dalam tubuh tanaman.
Meskipun proses penyerapan hara
mineral oleh akar tanaman bersifat sangat spesifik dan tergantung pada energi,
gerakan hara naik ke atas adalah sepenuhnya karena proses pasif , hara terlarut
bergerak bersama dengan kolom air karena tarikan transpirasi. Namun demikian tidak
dapat dikesampingkan kemampuan sel hidup untuk melakukan transportasi aktif ,
karena pembuluh kayu yang mati didukung oleh parenchyma yang hidup. Jaringan
hidupc parenkhim pembuluh kayu memiliki peran dalam penyerapan dan transport
hara. Faktor-faktor yang mempengaruhi tarikan transpirasi juga mempengaruhi
translokasi hara dalam tubuh tanaman. (Sumber:
http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Cellular_Physiology4-Absorption_Of_Mineral_Nutrients.htm)
Translokasi hara mineral melintasi akar.
Hara mineral yang diserap dan komponen lain seperti
Sitokinin, dan lain-lain yang diserap oleh akar, akhirnya mencapai pembuluh
kayu dalam sistem akar, yaitu pembuluh Silem. Sebagian besar hara mineral
diserap oleh meristems selain oleh bulu akar. Hara mineral kemudian diangkut ke
sistem pembuluh silem muda yang sedang tumbuh atau dapat diangkut memasuki
pembulh silem dewasa.
(Sumber:
http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Cellular_Physiology4-Absorption_Of_Mineral_Nutrients.htm)
Faktor-faktor
yang terlibat dalam proses penyerapan dan pergerakan unsur hara dalam tanaman:
1. Tekanan Akar (Root pressure). Tekanan akar adalah
gaya-gaya yang berkembang dalam pembuluh-kayu (silem) akar yang dapat mendorong
cairan naik hingga ketinggian tertentu.
2. Kapilaritas (Capillarity). Ini adalah proses
naiknya air dalam pembuluh kayu karena gaya-gaya tegangan permukaan. Karena
pembuluh-kayu memiliki diameter sempit, hal ini menyebabkan air naik ke atas
untuk mengisi vaccum yang terjadi akibat hilangnya air melalui proses
transpirasi.
3. Tarikan transpirasi (Transpiration pull). Karena proses
transpirasi dilakukan oleh daun, seluruh kolom air dari tanaman akan ditarik
oleh daun. Hal ini dikenal sebagai “Tarikan Transpirasi”. Tegangan air ini atau
tarikan transpirasi adalah karena gaya kohesi yang kuat di antara molekul air
yang merupakan kecenderungan molekul air untuk tetap bergandengan dan
menghasilkan kolom air yang kontinyu di sleuruh batang. Kohesi ini muncul
karena adanya ikatan hidrogen di antara
molekul air. Gaya Hisap atau gaya dorong akibat dari transpirasi sangat penting
dalam pohon-pohon tinggi yang tidak memiliki cukup besar tekanan-akar. Karena
gaya-gaya ini maka kolom air tanaman didorong secara pasif dari akar ke bagian
tanaman di atas tanah.
Air
dalam jaringan pembuluh xylem membentuk kolom kontinyu, karena :
(a)
Transpirasi
(b)
Gaya Kohesi (forces among water
molecules)
(c)
Gaya Adhesi (forces between water
molecules and the walls of xylem vessels).
Unsur Hara yang Dibutuhkan Tanaman
Selama masa pertumbuhan dan
perkembangan, tanaman membutuhkan beberapa unsur hara yang meliputi: Karbon
(C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium
(Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo,
Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). Unsur hara tersebut tergolong unsur hara
Essensial. Unsur hara essensial ini berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi
tanaman, dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1) unsur hara yang diperlukan
tanaman dalam jumlah besar disebut Unsur Hara Makro, dan (2) unsur hara yang
diperlukan tanaman dalam jumlah kecil disebut Unsur Hara Mikro. Unsur hara
makro meliputi: N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur
hara mikro meliputi: Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, dan Cl.
Mekanisme Penyediaan Unsur Hara
Penyediaan unsur hara untuk tanaman
terdiri dari tiga kategori, yaitu: (1) tersedia dari udara, (2) tersedia dari
air yang diserap akar tanaman, dan (3) tersedia dari tanah. Beberapa unsur hara
yang tersedia dalam jumlah cukup dari udara adalah: (a) Karbon (C), dan (b)
Oksigen (O), yaitu dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Unsur hara yang tersedia
dari air (H2O) yang diserap adalah: hidrogen (H), karena oksigen dari molekul
air mengalami proses oksidasi dan dibebaskan ke udara oleh tanaman dalam bentuk
molekul oksigen (O2). Sedangkan untuk unsur hara essensial lain yang diperlukan
tanaman tersedia dari dalam tanah.
Mekanisme penyediaan unsur hara dalam
tanah melalui tiga mekanisme, yaitu:
1.
Aliran
Massa (Mass Flow)
2.
Difusi
3.
Intersepsi
Akar.
Penyerapan hara K+ dan NO3- melintasi membrane plasma sel hidup.
Energi dari ATP diperlukan untuk mengaktifkan molekul Karier sehingga ia dapat
bergerak “melintasi” membrane plasma. Karier yang aktif dapat mengikat anion
nitrat yang berada di luar membrane sel (Outer space) dan diangkut melintasi
membrane sel memasuki ruang dalam sel (Inner space).
Sumber: …………tolong dilacak sumber aslinya untuk mengetahui mekanisme
secara lebih rinci.
Mekanisme Simplast atau Simport
Transportasi semacam ini melibatkan pengikatan dua molekul
atau ion yang berbeda untuk dua situs aktif pada suatu protein karier.
Dengan mengikat kedua ion tersebut, kompleks karier mengalami rotasi dengan
perubahan konformasional. Ion-ion dilepaskan secara simultan pada sisi yang
berlawanan dari membran. Tipe transportasi simplest seperti ini telah diketahui
pada berbagai organisme. Tetapi contoh terbaik untuk mekanisme simplest ini
adalah transportasi Na+ dan glukosa yang ditemukan dalam sel-sel hewan dan
bakteri.
Mekanisme
transport aktif memerlukan energy ATP untuk mengaktifkan molekul Karier. Karier
yang telah diaktifkan dnegan energy ATP berperilaku sebagai ion yang mampu
mengikat ion lain membentuk kompleks Karier-ion. Kompleks Karier-ion inilah
yang “bergerak” melintasi membrane sel dan melepaskan ion di bagian sebelah
dalam dari membrane sel dan ion memasuki
sitoplasma. Sumber: http://plantcellbiology.masters.grkraj.org/html/Plant_Cellular_Physiology4-Absorption_Of_Mineral_Nutrients.htm
Penyerapan
unsur hara oleh bulu akar mengakibatkan peningkatan kemasaman tanah di
sekitarnya. Misalnya Ca++ masuk ke dalam bulu akar dan H+ masuk ke larutan
tanah. Sumber: ………. Carilah sumber aslinya untuk mendalami mekanisme
pertukaran ion secara lebih rinci.
Pergerakan ion-ion hara menuju
rhizosfir dikendalikan oleh tiga mekanisme:
aliran massa, difusi dan intersepsi akar .
Bulu-bulu akar tumbuh ke dalam tanah hingga dapat mencapai posisi ion
dlaam tanah dan melakukan pertukaran ion. Aliran massa adalah pergerakan air
bersama ion-ion larut (larutan tanah), dipengaruhi oleh tarikan-transpirasi.
Difusi ion-hara terjadi dengan sangat lambat, dipengaruhi oleh gradient
konsentrasi dan temperature.
(Sumber:
http://www.soilfertility.lsu.edu/Agro4052.htm).
Mekanisme Aliran Massa (mass
flow)
Aliran massa adalah
pergerakan ion-ion larut air di dalam profil
tanah, gerakan ke bawah karena air hujan dan air irigasi, atau gerakan ke atas karena
penguapan air di permukaan tanah, gerakan ke atas dan ke bawah ini terjadi dalam
masa tanah melalui pori-porinya. Ion-ion
utama yang bergerak dengan aliran-massa ini adalah nitrat (NO3-) dan anion
klorida (Cl-), dan pada laju yang moderat adalah anion sulfat (SO4=), kation (K+)
dan magnesium (Mg++). Juga, ion-ion lainnya dapat diangkut bersama air tanah yang
bergerak, tergantung pada sifat fisik dan kimia tanah dan konsentrasi serta karakteristik
hara dalam tanah.
Mekanisme aliran massa adalah suatu
mekanisme gerakan unsur hara di dalam tanah menuju ke permukaan akar
bersama-sama dengan gerakan massa air. Selama masa hidup tanaman mengalami
peristiwa penguapan air yang dikenal dengan peristiwa transpirasi. Selama
proses transpirasi tanaman berlangsung, terjadi juga proses penyerapan air oleh
akar tanaman. Pergerakan massa air ke akar
tanaman akibat langsung dari serapan massa
air oleh akar tanaman terikut juga terbawa unsur hara yang terkandung dalam air
tersebut. Peristiwa tersedianya unsur hara yang terkandung dalam air ikut
bersama gerakan massa
air ke permukaan akar tanaman dikenal dengan Mekanisme Aliran Massa. Unsur hara
yang ketersediaannya bagi tanaman melalui mekanisme ini meliputi: nitrogen
(98,8%), kalsium (71,4%), belerang (95,0%), dan Mo (95,2%).
Pergerakan dan pencucian hara dalam larutan tanah.
Kation-larut berkesetimbangan dnegan kation-tukar. Kation-
larut dalam larutan tanah dapat diserap
oleh akar tanaman atau mengalami pencucian bersama air perkolasi memasuki zone
tanah yang lebih bawah.
Sumber: …….. dicari sumber
aslinya untuk dapat memashi mekanisme secara lebih detail.
Mekanisme Difusi
Ketersediaan unsur hara ke permukaan
akar tanaman, dapat juga terjadi karena melalui mekanisme perbedaan
konsentrasi. Konsentrasi unsur hara pada permukaan akar tanaman lebih rendah
dibandingkan dengan konsentrasi hara dalam larutan tanah dan konsentrasi unsur
hara pada permukaan koloid liat serta pada permukaan koloid organik. Kondisi
ini terjadi karena sebagian besar unsur hara tersebut telah diserap oleh akar
tanaman. Tingginya konsentrasi unsur hara pada ketiga posisi tersebut
menyebabkan terjadinya peristiwa difusi dari unsur hara berkonsentrasi tinggi
ke posisi permukaan akar tanaman. Peristiwa pergerakan unsur hara yang terjadi
karena adanya perbedaan konsentrasi unsur hara tersebut dikenal dengan
mekanisme penyediaan hara secara difusi. Beberapa unsur hara yang tersedia
melalui mekanisme difusi ini, adalah: fosfor (90,9%) dan kalium (77,7%).
Skematik posisi
bulu akar di antara komponen-komponen tanah. Tanah mengandung air, udara, senyawa organik dan anorganik. Tanah juga mempunyai
komponen organic hidup (organism tanah) dan organic-mati (Bahan organik tanah).
(Sumber:
http://bcs.whfreeman.com/thelifewire8e/content/)
Mekanisme
Intersepsi Akar
Mekanisme
intersepsi akar sangat berbeda dengan kedua mekanisme sebelumnya. Kedua
mekanisme sebelumnya menjelaskan pergerakan unsur hara menuju ke akar tanaman,
sedangkan mekanisme ketiga ini menjelaskan gerakan akar tanaman yang
memperpendek jarak dengan keberadaan unsur hara. Peristiwa ini terjadi karena
akar tanaman tumbuh dan memanjang, sehingga memperluas jangkauan akar tersebut.
Perpanjangan akar tersebut menjadikan permukaan akar lebih mendekati posisi
dimana unsur hara berada, baik unsur hara yang berada dalam larutan tanah,
permukaan koloid liat dan permukaan koloid organik. Mekanisme ketersediaan unsur
hara tersebut dikenal sebagai mekanisme intersepsi akar. Unsur hara yang
ketersediaannya sebagian besar melalui mekanisme ini adalah: kalsium (28,6%).
Tanaman
memperoleh sejumlah hara melalui pertukaran ion antara akar dengan larutan
tanah dan permukaan koloid tanah. Partikel liat mempunyai permukaan yang bermuatan negatif dan mengikat
kation (kation-tukar). Kation tukar ini dapat dilepaskan ke larutan tanah
(berkesetimbangan). Kation-tukar dapat
diganti (ditukar) dengan H+ hasil disosiasi H2CO3 (asam karbonat). Asam
karbonat ini terjadi dari reskai antara air dan CO2 (hasil respirasi sel bulu
akar).
(Sumber:
http://bcs.whfreeman.com/thelifewire8e/content/)
Akar tanaman
memanfaatkan mekanisme pertukaran ion untuk menyerap hara dari tanah: (a) lengas
tanah menyelimuti bulu akar, (b) penyerapan hara melalui pertukaran kation.
Sumber: …….. harap dicari sumber aslinya untuk
mendalami mekanisme pertukaran ion antara bulu akar dengan partikel koloid
tanah.
Skematik proses
pertukaran kation. Kation tukar pada permukaan koloid tanah (organic dan
anorganik) bertukar dengan kation dalam larutan tanah membentuk kesetimbangan
yang baru. Misalnya Ca++ bertukar dnegan Al+++, Mg++ bertukar dengan K+.
Sumber: http://www.swac.umn.edu/classes/soil2125/doc/s12ch2.htm
Persen hara yang diserap oleh tanaman
jagung normal melalui proses-proses intersepsi akar, aliran massa, dan difusi
|
|||
Hara
|
Intersepsi Akar
|
Alira0,4444n Masa
|
Difusi
|
% serapan yang dimungkinkan terjadi
|
|||
Nitrogen
|
<1
|
80
|
19
|
Phosphorous
|
2
|
5
|
93
|
Potassium
|
2
|
18
|
80
|
Calcium
|
150
|
375
|
0
|
Magnesium
|
33
|
600
|
0
|
Sulfur
|
5
|
300
|
0
|
Sumber: Dr. R.L. (Bob)
Nielsen, Agronomy
Dept Purdue
University.
Unsur hara dapat tersedia disekitar akar melalui 3 mekanisme penyediaan
unsur hara, yaitu: (1) aliran massa, (2) difusi, dan (3) intersepsi akar.
Hara (dan
air) dapat diserap oleh akar tanaman melalui jalur Simplast (Jalur aktif) dan
Apoplast (Jalur Pasif). (Sumber:
http://www.soilfertility.lsu.edu/Agro4052.htm)
Hara yang telah berada disekitar permukaan akar tersebut dapat diserap
tanaman melalui dua proses, yaitu:
(1) Proses Aktif, yaitu: proses penyerapan unsur hara
dengan energi aktif atau proses penyerapan hara yang memerlukan adanya energi
metabolik, dan
(2) Proses Selektif, yaitu: proses penyerapan unsur
hara yang terjadi secara selektif.
Model transport ion melintasi
plasmalemma dan tonoplast. װ : saluran ion ; P : Pompa proton (membran-ATPase
pengangkut proton) ; C : sistem Karier ; M : transport
calmodulin ; PD : perbedaan potensial listrik ; A- :
anion ; C+ : kation ; PPi : pirofosfat ; Pi :
fosfat anorganik (Pitman & Luttge, 1983 ; Kaiser et al., 1988 ; Martinoia, 1992).
Proses Penyerapan Hara secara Aktif
Proses penyerapan unsur hara dengan energi aktif dapat berlangsung
apabila tersedia energi metabolik. Energi metabolik tersebut dihasilkan dari
proses pernapasan akar tanaman. Selama proses pernapasan akar tanaman
berlangsung akan dihasilkan energi metabolik dan energi ini mendorong
berlangsungnya penyerapan unsur hara secara proses aktif. Apabila proses
pernapasan akar tanaman berkurang akan menurunkan pula proses penyerapan unsur
hara melalui proses aktif. Bagian akar tanaman yang paling aktif adalah bagian
dekat ujung akar yang baru terbentuk dan rambut-rambut akar. Bagian
akar ini merupakan bagian yang melakukan kegiatan respirasi (pernapasan)
terbesar.
Jalur Penyerapan Akar
Beberapa hara
diserap akar dan akan cenderung tinggal dalam membran dan lemak dalam
epidermis, sementara hara yang larut air bergerak melalui tiga jalur utama memasuki
system pembuluh tanaman.
- Jalur Apoplastik (non-hidup) menyediakan rute menuju jaringan vaskular melalui ruang-bebas dan dinding sel epidermis dan korteks. Rute apoplastic tambahan yang memungkinkan akses langsung ke silem dan phloem adalah di sepanjang tepian akar skunder. Akar skunder berkembang dari pericycle, yaitu lapisan sel di dalam endodermis. Endodermis dicirikan oleh Cincin Casparian, lapisan penebalan yang memaksa semua hara berpindah ke jalur symplast untuk memasuki sistem pembuluh. Karena akar-akar skunder tumbuh melalui endodermis, jalur langsung ke pembuluh silem dan phloem memungkinkan melewati cincin Casparian dan memungkinkan herbisida untuk memasuki sistem pembuluh tanpa berpindah ke jalur symplast (jaringan hidup).
- Jalur Symplastik (hidup) menuju jaringan pembuluh melibatkan transportasi dari sel ke sel oleh plasmodesmata. Plasmodesmata adalah saluran sitoplasma yang dilapisi oleh membran plasma dinding sel yang melintang. Saluran ini memungkinkan nutrisi untuk bergerak dari sel untuk sel tanpa melewati dinding sel. Plasmodesmata mewakili koneksi sitoplasmik langsung dari satu sel ke berikutnya.
- Jalur trans-membran ini melibatkan pergerakan melintasi sel-sel dan dinding sel mengkombinasikan jalur simplastik dan jalur apoplastik.
Penampang
melintang akar tanaman menunjukkan beragam struktur dan perbesaran Casparian
strip dan Stele.
Hara yang
bergerak oleh jalur symplastik dan trans-membran bergerak sedemikian rupa sehingga
Cincin Casparian tidak menjadi hambatan serius bagi pergerakan hara dalam sistem
jaringan pembuluh. Akan tetapi hara yang bergerak dalam jalur apoplast; dipaksa
oleh Cincin Casparian untuk melintasi membran plasma dan memasuki sitoplasma
sel-sel endodermis. Sekali telah memauski endodermis, hara ini harus melintasi membran
plasma ke dua kalinya untuk mencapai jaringan pembuluh dalam “stele akar”.
Proses ini dapat menghambat pergerakan hara menuju sistem pembuluh dan kemudian
translokasinya ke batang.
Proses
Penyerapan Hara Selektif
Bagian
terluar dari sel akar tanaman terdiri dari: (1) dinding sel, (2) membran sel,
(3) protoplasma. Dinding sel merupakan bagian sel yang tidak aktif. Bagian ini
bersinggungan langsung dengan tanah. Sedangkan bagian dalam terdiri dari
protoplasma yang bersifat aktif. Bagian ini dikelilingi oleh membran. Membran
ini berkemampuan untuk melakukan seleksi unsur hara yang akan melaluinya.
Proses penyerapan unsur hara yang melalui mekanisme seleksi yang terjadi pada
membran disebut sebagai proses selektif.
Proses
selektif terhadap penyerapan unsur hara yang terjadi pada membran diperkirakan
berlangsung melalui suatu carrier (pembawa). Carrier (pembawa) ini bersenyawa
dengan ion (unsur) terpilih. Selanjutnya, ion (unsur) terpilih tersebut dibawa
masuk ke dalam protoplasma dengan menembus membran sel.
Mekanisme penyerapan ini berlangsung sebagai berikut:
(1) Saat akar
tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk kation (K+, Ca2+, Mg2+, dan NH4+) maka
dari akar akan dikeluarkan kation H+ dalam jumlah yang setara,
(2) Saat akar
tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk anion (NO3-, H2PO4-, SO4-) maka dari
akar akan dikeluarkan HCO3- dengan jumlah yang setara.
Daftar Pustaka
Atkin O.K., Schortemeyer M.,
McFarlane N. & Evans J.R. (1998) Variation in the components of relative
growth rate in ten Acacia species from contrasting environments. Plant,
Cell and Environment, 21,
1007-1017.
Beets P.N. & Pollock D.S.
(1987b) Uptake and accumulation of nitrogen in Pinus radiata stands as related
to age and thinning. New
Zealand Journal of Forestry Science,
17, 353-371.
Bill Argo. 2003. Understanding pH management and plant
nutrition. Part 3: Fertilizers. Blackmore Company, Tel:
800-874-8660, Int’l 734-483-8661, E-mail: bargo@blackmoreco.com. The
Journal of the International Phalaenopsis Alliance,
Vol. 13 (2).
Brian G. F. 2004. Focus
Issue on Plant Nutrition. Plant Physiol. 2004
September; 136(1):
2437. American Society of Plant Biologists.
Clain, J. dan J. Jacobsen.
2001. Plant Nutrition and Soil
Fertility. Nutrient Management Module No. 2. Copyright © 2001 MSU Extension Service
Cook M.G. dan L.T.Evans. 1983.
Nutrient responses of seedlings of wild and cultivated Oryza species. Field
Crops Research, 6, 205-218.
FAO. 1995. Integrated plant nutrition systems. R.
Dudal and R. N. Roy (eds.) FAO Fertilizer and Plant Nutrition Bulletin No. 12, Rome, FAO. 426 pp.
Foth, H.D. and B.G. Ellis. 1997.
Soil Fertility. 2nd Ed. CRC Press. Boca
Raton, Florida. 290
p.
Hoagland, D.R.. 1944. Lectures on the Inorganic Nutrition of
Plants. Chronica Botanica, Waltham,
MA.
John
R. Evans and Everard Edwards. 2001. Nutrient Uptake and Use in Plant
Growth. N E E WORKSHOP PROCEEDINGS : 18
– 20 APRIL 2001. CRC for Greenhouse Accounting. The Australian National University
Kirschbaum M.U.F., Bellingham
D.W. & Cromer R.N. (1992) Growth analysis of the effect of
phosphorus-nutrition on seedings of Eucalyptus-grandis. Australian
Journal of Plant Physiology, 19, 55-66.
Lorbeer, S.L. J. Jacobsen, P.
Bruckner, D. Wichman, and J. Berg. 2000. Capturing the genetic protein
potential in winter wheat. Fertilizer Fact Number 23. July 2000. Montana State University
Extension Service and Agricultural Experiment Station.
Lutze J.L. & Gifford R.M. (1998)
Carbon accumulation, distribution and water use of Danthonia richardsonii swards
in response to CO2 and nitrogen supply over four years of growth. Global
Change Biology, 4,
851-861.
Lutze J.L. & Gifford R.M.
(2000) Nitrogen accumulation and distribution in Danthonia richardsonii swards
in response to CO2 and nitrogen supply over four years of growth. Global
Change Biology, 6, 1-12.
Marschner, H. 1995. Mineral
Nutrition of Higher Plants. 2nd Ed. Academic Press. London. 889 p.
McLaughlin M.J., Fillery I.R.
& Till A.R. (1992) Operation of the phosphorus, sulphur and nitrogen
cycles. In: Australia’s
renewable Resources: Sustainability and Global Change (eds R.M. Gifford
& M.M. Barson), pp. 67-116.
Mengel, K. and Kirkby, E. A. 2001. Principles of Plant Nutrition. 5th edn. Dordrecht: Kluwer
Academic Publishers. 849 pp.
Richard Molinar and Michael Yang.
2007. Small Farm Soils and Plant
Nutrition. UC Cooperative Extension.
Roy, R. N. 1990. Integrated plant nutrition systems: state of
the art. Commission on Fertilizers, 11th session, Rome, FAO, 15 pp.
Sage R.F. & Pearcy R.W.
(1987) The nitrogen use efficiency of C3 and C4 plants 1. Leaf nitrogen,
growth, and biomass partitioning in Chenopodium album (L.) and Amaranthus
retroflexus (L.). Plant Physiology, 84, 954-958.
Sparks, D.L. 1995. Environmental
Soil Chemistry. Academic Press. San
Diego. 267 p.
Torsten Ingestad and Göran I Ågren.
1995. Plant nutrition and
growth: Basic principles. Plant and Soil . Volume 168-169, Number 1, 15-20,
DOI: 10.1007/BF00029309
.
Turner J. & Lambert M.J.
(1983) Nutrient cycling within a 27-year-old Eucalyptus grandis plantation
in New South Wales.
Forest Ecology and Management, 6, 155-168.
Van Reuler, H., and Prins, W. H.,
eds.. 1993. The role of plant nutrients
for sustainable food production in sub- Saharan Africa. Leidschendam,
The Netherlands,
VKP, 232 pp.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar